Jumat, 16 Februari 2018
Mabit dan Doa-Doa Orang Tua
Cendekia news 15-16 Februari 2018.
Selang seminggu setelah acara hiking, SDIT Cendekia Karimun kembali mengadakan acara, Malam Bina Iman dan Takwa atau yang disingkat Mabit. Berbagai agenda di pembukaan semester genap kali ini memang padat merayap, setelah sebelumnya juga mengadakan camping. Berikutnya yang terdekat disusul Ujian Tengah Semester. Maka ucapan syukur selayaknya selalu kita ucapkan kepada Allah karena atas izin Nya saja berbagai acara dapat berjalan lancar, juga rasa terima kasih kepada para guru yang telah benar-benar meluangkan waktu di tengah aktivitas-aktivitas yang lain, sebagai ibu, ayah, anak dan sebagai apapun di lingkungan masyarakat.
Karpet kuning, merah, sajadah terbentang di halaman sekolah. Ya, di halaman. Tempat luas dan adem tentunya, bila di bandingkan di dalam ruangan. Sebab tiada pastinya yang bisa menandingi AC alam secanggih apapun dan sehebat apapun teknologi kekinian.
Diikuti kurang lebih 180-an siswa-siswi dari kelas 4, 5 dan 6, serta 30-an guru ini Alhamdulillah selesai digelar. Acara yang menyasar kepada bangunan ruhiyah, ukhuwah, dan akhlakul karimah, tidak saja bagi siswa, juga buat para guru dimulai dengan agenda berkumpul perkelompok, pembukaan, tadarusan 30 juz Alqur'an yang dibagi per perkelompok siswa yang dibimbing oleh 2 orang pembina. Gelaran shalat berjamaah yang diimami ustadz kenamaan, kepala sekolah sendiri Ustadz Asihadi.
Setelah selesai shalat maka santap malam pun dimulai (diiringi marawis para ustadz guru Al Qur'an) sebagai energi untuk tetap terjaga saat acara berikutnya berlangsung, tausiah dan muhasabah, yang disampaikan oleh ustadz Hakim dan dilanjutkan muhasabah oleh ustadz Ryan. Muhasabah, yang tujuannya bukan untuk bertangis-tangis ria, tapi untuk menumbuhkan kesadaran diri, yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari itu tujuan sebenarnya. Sebab apalah arti tangisan, tapi tidak berbekas dalam keseharian, meskipun ini hanyalah salah satu cara dari sekian banyak cara untuk mendidik ananda agar menjadi ananda yang berbakti kepada agama, orang tua, dan bangsa.
Dalam muhasabah, begitu ditekankan betapa keberhasilan kita, anak-anak tidak saja siswa juga guru, juga para orang tua yang berkesempatan hadir untuk melihat ananda sebab setiap kita adalah anak, anak dari orang tua kita. Betapa apa yang kita nikmati hari ini, pendidikan yang tengah berlangsung, fasilitas-fasilitas yang mendukung, kelebihan yang dimiliki, segalanya bukan karena kepintaran ataupun kehebatan kita semata, melainkan karena doa-doa tulus orang tua yang dikabulkan oleh Allah Subhanawwata'ala.
Selanjutnya, semuanya berbenah dan bebersih diri untuk istirahat, sebab agenda selanjutnuya adalah Qiyam Al lail. Meski ada ananda yang susah bangun, tapi Alhamdulillah semuanya bisa melaksanakan ibadah ini. Imam Qiyam Al lail ini adalah ustadz Khairul Anam, yang disusul dengan adzan shubuh, yang suara adzannya merdu bak imam masjid di Madinah.
Usai shalat shubuh berjamaah kegiatan dilanjutkan dengan di pagi hari yang dipandu Ustadz Dedi. Setelahnya para siswa kembali ke kelompok masing-masing membereskan barang-barang bawaan yang rempongnya seperti orang pindah rumahan, gak cukup bawa tikar aja, juga bawa selimut tebal, boneka, bantal, kasur kecil, dan berbagai barang bawaan lainnya. Namanya anak-anak ya, hehe. Habis itu, mandi, sarapan, senam pagi untuk kebugaran dan penutupan dan pulang. Semoga dari mabit ke mabit ada perubahan yang bisa dibawa pulang, meski seperti dijelaskan di atas tadi bahwa mabit hanyalah salah satu cara dari banyak cara lainnya. Semoga dari cara mana saja yang baik-baik Allah mudahkan dan Allah pahamkan ke hati kita dan anak-anak kita siswa-siswi SDIT Cendekia tercinta. Aamiin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Aamiin
BalasHapus